ABSTRAK
Sistem
Pengendalian Manajemen adalah suatu proses yang digunakan untuk mempengaruhi
para anggota organisasi agar menerapkan strategi organisasi. Pengendalian
manajemen merupakan:
Aktivitas
Pengendalian Manajemen yang dilakukan pada PT Tempesta International meliputi: Perumusan Strategi Perusahaan yaitu menentukan
Goal ( Visi Misi ) Perusahaan dan alternatif strategi/kebijakan, keselarasan
tujuan, sebagai salah satu alat Implementasi
Strategi, selain struktur organisasi, manajemen SDM, Budaya
Menekankan aspek Keuangan dan Nonkeuangan serta membantu Mengembangkan Strategi Baru. Fungsi dalam Sistem Pengendalian Manajemen yaitu Pengendalian Tugas oleh Manager sebagai
Pengendali mutlak diperlukan, hal ini diharapkan dapat membantu perusahaan agar
Sistem yang ada dapat dipastikan dijalankan dengan baik dan benar, tanpa adanya
penyelewengan. Kalaupun ada kendala yang muncul diharapkan dapat secepatnya
diselesaikan agar tidak menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Sistem
Pengendalian Manajemen sangat dibutuhkan oleh semua perusahaan sebagai alat
kontrol dalam rangka pencapaian Goal (tujuan )
Perusahaan.
Kaca Kunci: Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, Pengendalian
Tugas
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan persaingan global sekarang ini menjadikan
Persaingan bisnis semakin ketat. Jika tidak ada Sistem Pengendalian Manajemen
Perusahan, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut dapat tersisih dari
persaingan Global dan terpuruk bahkan lebih parahnya lagi dapat gulung tikar (
bangkrut ).
Sistem Pengendalian Manajemen sangat diperlukan sebagai suatu alat dari alat-alat lainya untuk
mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota-anggota
organisasi guna mencapai tujuan organisasi dan untuk membantu mengkoordinasikan
proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi untuk
memandu perilaku manajemen.
PT Tempesta Internatioanal adalah Perusahaan garmen yang didirikan sekitar 3
tahun yang lalu, yaitu tanggal 16 Juni 2009 di Cikarang. Perusahaan ini berlokasi di Kawasan Delta Silicon I, Jl Meranti 2 blok L3
no. 3D, Cikarang Bekasi. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, maka penerapan
sistem pengendalian manajemen sangat penting dilaksanakan agar semua tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Masalah yang kemudian timbul adalah Sistem Pengendalian Manajemen yang
masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan karena
pergantian Manajemen pada level TOP Manajemen sehingga, banyak terjadi
perubahan terhadap sistem yang telah ada, tanpa adanya penyesuian terlebih
dahulu, padahal sistem yang telah ada juga belum berjalan dengan baik. Ganti
Manajemen, ganti pula kebijakannya.
Sehubungan hal tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih jauh mengenai Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT
Tempesta International.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut;
1.
Apa strategi yang
dilaksanakan perusahaan
2.
Bagaimana Implementasi
Sistem Pengendalian Manajemen
3.
Bagaimana Proses Pengendalian Tugas yang ada dalam perusahaan
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk;.
1. Mengetahui Strategi yang
dilaksanakan oleh perusahaan.
2. Mengetahui implementasi Sistem
Pengendalian Manajemen.
3. Mengetahui Proses Pengendalian
Tugas dalam Perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan tempat dilakukan
penelitian; hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk
pengembangan dan perbaikan Sistem yang telah ada agar dapat lebih baik.
2. Bagi peneliti; hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman yang
berharga dalam menerapkan teori-teori yang didapat di bangku kuliah didalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Bagi pihak lain; hasil penelitian
ini diharapkan sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan Sistem Pengendalian Manajemen.
BAB II
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PADA PT TEMPESTA INTERNATIONAL
A. DEFINISI SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN:
Menurut Suadi Sistem Pengendalian Manajemen adalah: sebuah sistem yang terdiri
dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman,
penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantu Manajemen mempengaruhi
orang lain dalam sebuah perusahaan, agar maumencapai tujuanperusahaan melalui
strategi tertentu secara efektif dan efisien." (1999:8-9).
Menurut Anthony
dan Reece ( 1989:824 ) sistem
pengendalian manajemen adalah :
nfluence members of the
organization to implement
the organization. Jika diartikan
bahwa sistem pengendalian manajemen memiliki fungsi pengendalian terhadap
aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi
yang diupayakan agar sesuai dengan strategi badan usaha untuk
mencapai tujuannya.
Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
- Pengendalian Manajemen (management control)
- Pengendalian Operasional (operational control).
Pengendalian Manajemen mengarah pada pengendalian kegiatan
secara menyeluruh demi mendapatkan keyakinan bahwa strategi perusahaan telah
dijalankan secara efektif dan efisien. Sedangkan Pengendalian Operasional
hanya menyangkut tugas-tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen, pengendalian manajemen merupakan
penerapan semua fungsi manajemen, Dikatakan demikian, karena dalam pelaksanaan
pengendalian manajemen meliputi kegiatan perencanaan operasional perusahaan,
pengorganisasian kegiatan, koordinasi kegiatan, pengendalian kegiatan dan
pembinaan pelaksana kegiatan, Konsep sistem pengendalian manajemen juga
diartikan sebagai manajemen secara keseluruhan.
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang
menyeluruh ke semua aspek kegiatan perusahaan. Dalam proses pengendalian
manajemen terdapat beberapa bagian kegiatan yaitu penyusunan program,
penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran kegiatan, serta pelaporan dan
analisis kegiatan. Sedangkan dalam struktur perusahaan terdapat beberapa hal
yaitu: struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan
pelimpahan wewenang, serta tolok ukur prestasi dan motivasi.
Menurut Suadi (1999:10) konsep Sistem Pengendalian
Manajemen terkandung pengertian
proses pengendalian, dan struktur
pengendalian sebagai sistem pengendalian manajemen
secara keseluruhan. Struktur diartikan sebagai suatu kerangka sistem yang
terdiri dari bagian-bagian yang membentuk sistem itu sendiri. Sedangkan proses
di dalam konsep sistem pengendalian manajemen adalah untuk menjelaskan
bagaimana bekerjanya masing-masing bagian di dalam sistem tersebut dalam
pencapaian tujuannya, dan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang dicapai telah
sesuai dengan rencana.
Salah satu elemen struktur pengendalian manajemen seperti
yang telah dikemukakan itu adalah pusat pertanggungjawaban. Pusat
pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab. Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran.
Sistem pengendalian manajemen terdiri dari Struktur pengendalian
manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen
dinyatakan dalam bentuk unit organisasi dan sifat informasi yang ada diantara
unit-unit ini. Secara umum sistem pengendalian manajemen akan berpusat pada
bermacam-macam jenis pusat pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian
manajemen meliputi hubungan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.
Menurut Shillinglaw dan
McGahran ( 1993:749 ) ada tiga macam bentuk pengendalian yaitu :
1. Personal controls
Yaitu pengendalian yang ditekankan pada sikap dan motivasi orang yang terlibat dalam organisasi, misalnya penilaian karyawan dan kultur organisasi. Bentuk pengendalian ini merupakan serangkaian peraturan yang tidak tertulis.
2. Action controls
Yaitu pengendalian yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan tugas yang diberikan kepada karyawan.
3. Result controls
Yaitu pengendalian yang ditekankan pada hasil dari pelaksanaan operasi karyawan.
Yaitu pengendalian yang ditekankan pada sikap dan motivasi orang yang terlibat dalam organisasi, misalnya penilaian karyawan dan kultur organisasi. Bentuk pengendalian ini merupakan serangkaian peraturan yang tidak tertulis.
2. Action controls
Yaitu pengendalian yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan tugas yang diberikan kepada karyawan.
3. Result controls
Yaitu pengendalian yang ditekankan pada hasil dari pelaksanaan operasi karyawan.
B. TAHAPAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
1.
PERUMUSAN STRATEGI ( PENENTUAN
TUJUAN )
Dalam kaitannya dengan proses Perumusan Strategi ini, sejak berdirinya PT
Tempesta telah ditetapkan oleh Manajemen mengenai Visi dan Misi sebagai berikut
:
A. VISI :
PT Tempesta
International Menjadi Nomor Satu Dalam Bisnis Apparel
B. MISI:
Senantiasa
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memberikan pelayanan yang
terbaik secara konsisten bagi kepuasan pelanggan.
Perumusan Strategi berguna untuk mempertimbangkan
proses manajemen strategis yang terdiri dari tiga tahap: diagnosis, perumusan,
dan pelaksanaan manajemen.
Strategis adalah
proses yang berkelanjutan untuk mengembangkan dan merevisi strategi
berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya,
mengingat kemampuan, kendala, dan lingkungan di mana ia beroperasi.
Diagnosis meliputi:
a.
melakukan analisis situasi (analisis lingkungan internal organisasi), termasuk
identifikasi dan evaluasi misi saat ini, tujuan strategis, strategi, dan hasil,
ditambah kekuatan utama dan kelemahan;
b. menganalisis organisasi eksternal
lingkungan, termasuk peluang dan ancaman utama,
c.
mengidentifikasi isu-isu kritis utama, yaitu seperangkat kecil, biasanya
dua sampai lima, masalah besar, ancaman, kelemahan, dan / atau kesempatan yang
membutuhkan prioritas perhatian yang sangat tinggi oleh manajemen.
Formulasi, tahap kedua dalam proses manajemen
strategis, menghasilkan serangkaian rekomendasi yang jelas, dengan mendukung
pembenaran, yang merevisi seperlunya misi dan tujuan organisasi, dan pasokan
strategi untuk mencapai tujuann tersebut. Dalam formulasi, kami mencoba untuk
memodifikasi arus tujuan dan strategi dengan cara-cara untuk membuat organisasi
lebih berhasil. Ini termasuk mencoba untuk membuat "berkelanjutan"
keunggulan kompetitif - walaupun sebagian besar keunggulan kompetitif terus
terkikis oleh upaya pesaing.
Sebuah rekomendasi yang baik harus: efektif dalam
pemecahan masalah lain, praktis (dapat diterapkan dalam situasi ini, dengan
sumberdaya yang tersedia), layak dalam jangka waktu yang wajar, biaya-efektif,
tidak terlalu mengganggu, dan diterima kunci "stakeholder" dalam
organisasi. Hal ini penting untuk mempertimbangkan "cocok" antara
kompetensi sumber daya ditambah dengan kesempatan, dan juga sesuai antara
risiko dan harapan.
Ada empat langkah utama dalam fase ini:
1. Meninjau tujuan saat ini kunci dan
strategi organisasi, yang biasanya telah diidentifikasi dan dievaluasi sebagai
bagian dari diagnosis
2. Mengidentifikasi berbagai
alternatif
3. Kerugian dari alternatif yang
akan diambil
4.
Menentukan alternatif yang harus dilaksanakan atau direkomendasikan.
1.1
Tiga Aspek Dari Penyusunan Strategi
Tiga aspek berikut atau tingkat perumusan
strategi, masing-masing dengan fokus yang berbeda, perlu ditangani dalam tahap
perumusan manajemen strategis..
(a) pertumbuhan atau strategi arah (apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan pertumbuhan perusahaan, mulai dari penghematan melalui stabilitas untuk
berbagai tingkat pertumbuhan - dan bagaimana perusahaan mencapai ini),
(b) strategi portofolio (apa yang harus portofolio tampilkan dalam lini
bisnis, yang secara implisit berapa banyak membutuhkan mempertimbangkan kembali
konsentrasi atau diversifikasi kita harus), dan
(c) orangtua strategi (bagaimana kita
mengalokasikan sumber daya dan mengelola kemampuan dan kegiatan di seluruh
portofolio - di mana kita menempatkan penekanan khusus, dan berapa banyak kita
mengintegrasikan ke berbagai lini bisnis ).
Strategi Kompetitif
(sering disebut Strategi Tingkat Bisnis): ini melibatkan menentukan bagaimana
perusahaan akan bersaing dalam setiap lini bisnis (LOB) atau unit bisnis
strategis (Strategy Business Unit).
Strategi
Fungsional: ini lebih lokal dan lebih pendek-cakrawala menangani strategi
dengan bagaimana masing-masing bidang fungsional dan unit akan melaksanakan
kegiatan fungsional untuk menjadi efektif dan memaksimalkan produktivitas
sumber daya.
1.1.1
Strategi Tingkat Perusahaan
Ini terdiri dari unsur-unsur strategi
keseluruhan untuk perusahaan secara keseluruhan, grand strategi, da korporat
strategi.
* Membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk menetapkan posisi dalam
bisnis yang berbeda dan mencapai jumlah yang tepat dan jenis diversifikasi.
Kunci Sebagian perusahaan dari strategi adalah membuat keputusan berapa banyak,
apa jenis, dan yang jalur khusus bisnis perusahaan harus masuk ini mungkin
melibatkan memutuskan untuk menambah atau mengurangi jumlah dan luasnya
diversifikasi . Ini melibatkan menutup keluar LOB's (beberapa bidang usaha),
menambahkan orang lain, dan / atau mengubah penekanan antara LOB's.
* Memprakarsai tindakan untuk meningkatkan kinerja gabungan dari bisnis
perusahaan telah melakukan diversifikasi
* Mengejar cara untuk menangkap
peluang berharga dari lintas bisnis strategis yang cocok dan mengubahnya
menjadi keuntungan kompetitif, terutama mentransfer dan berbagi teknologi yang
berhubungan, leverage pengadaan, pengoperasian fasilitas, saluran distribusi,
dan / atau pelanggan.
* Menetapkan prioritas investasi dan bergerak lebih banyak sumber daya
perusahaan ke dalam untuk menarik LOB yang banyak
1.1.2 Strategi Pertumbuhan
Semua strategi pertumbuhan dapat diklasifikasikan
ke dalam salah satu dari dua kategori dasar: konsentrasi dalam industri yang
sudah ada atau diversifikasi ke lini bisnis lainnya atau industri,. Perusahaan
industri saat ini yang menarik dan memiliki potensi pertumbuhan yang baik, dan
tidak menghadapi ancaman serius, berkonsentrasi sumber daya di industri yang
ada masuk akal. Diversifikasi cenderung lebih besar memiliki risiko namun
merupakan pilihan yang tepat kapan saat ini industri perusahaan memiliki
potensi pertumbuhan yang sedikit atau tidak menarik dengan cara lain. Ketika
industri mengkonsolidasi dan menjadi dewasa, kecuali ada pasar lain untuk
mencari (misalnya pasar internasional lainnya), perusahaan yang mungkin tidak
memiliki pilihan untuk pertumbuhan tetapi diversifikasi.
Ada dua strategi konsentrasi dasar,
integrasi vertikal dan horizontal pertumbuhan. Diversifikasi strategi dapat
dibagi menjadi terkait atau konsentris) dan tidak terkait (konglomerat ) diversifikasi
akuisisi. Setiap dari empat kategori utama sehingga strategi alternatif
internal dapat dicapai melalui investasi dan pengembangan, maupun eksternal,
melalui merger, dan / atau aliansi strategis, sehingga menghasilkan delapan
kategori pertumbuhan strategi utama.
Komentar tentang masing-masing empat kategori utama diuraikan di bawah ini,
diikuti oleh beberapa poin kunci tentang merger, akuisisi, dan aliansi
strategis.
1.
Integrasi Vertikal: Jenis strategi dapat menjadi bagus jika perusahaan memiliki
posisi kompetitif yang kuat dalam menarik, industri berkembang. Sebuah
perusahaan dapat tumbuh dengan mengambil alih fungsi sebelumnya dalam rantai
nilai yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau organisasi lainnya (
"mundur integrasi") dapat ini. strategi memiliki keunggulan,
misalnya, biaya, stabilitas dan kualitas komponen, dan operasi membuat lebih
sulit bagi pesaing. Namun, juga mengurangi fleksibilitas, menimbulkan hambatan
keluar bagi perusahaan untuk meninggalkan industri itu, dan mencegah perusahaan
dari mencari yang terbaik dan komponen terbaru dari pemasok bersaing untuk
bisnis mereka.
Sebuah perusahaan juga dapat tumbuh dengan mengambil alih fungsi maju
dalam rantai nilai sebelumnya disediakan oleh produsen akhir, distributor, atau
pengecer ("integrasi ke depan"), ini. strategi yang lebih memberikan
kontrol seperti hal-hal akhir sebagai produk / layanan dan distribusi tetapi
mungkin melibatkan baru faktor penentu keberhasilan perusahaan induk yang
mungkin tidak mampu menguasai dan menyampaikan. Sebagai contoh, menjadi
produsen kelas dunia tidak membuat perusahaan pengecer yang efektif.
Beberapa penulis mengklaim bahwa integrasi ke belakang biasanya lebih
menguntungkan dari integrasi ke depan, walaupun ini tidak memiliki dukungan
umum. Dalam kasus apapun, banyak perusahaan telah bergerak menuju integrasi
vertikal kurang (terutama mundur, tetapi juga maju) selama dekade terakhir,
menggantikan signifikan jumlah integrasi vertikal sebelumnya dengan outsourcing
dan berbagai bentuk aliansi strategis.
2. Horizontal Pertumbuhan: ini kategori
alternatif strategi melibatkan memperluas perusahaan yang ada produk ke lokasi
lain dan / atau segmen pasar, atau meningkatkan jangkauan produk / jasa yang
ditawarkan ke pasar saat ini, atau kombinasi keduanya. Itu jumlah untuk
memperluas miring pada titik ( s) dalam rantai nilai bahwa perusahaan saat ini
bergerak masuk Salah satu keuntungan utama dari alternatif ini adalah mampu
memilih dari berbagai terus menerus cukup pilihan, dari ekstensi produk ini
sederhana / pasar untuk ekspansi besar - masing-masing dengan sesuai jumlah
biaya dan risiko.
3.
Diversifikasi Terkait (alias Diversifikasi konsentrik): Dalam alternatif
ini, perusahaan berkembang menjadi industri yang terkait, yang memiliki sinergi
dengan perusahaan yang sudah ada garis dari bisnis, menciptakan situasi di mana
baru lini bisnis saham mendapatkan dan khusus kelebihan dan ada dari kesamaan
seperti teknologi, pelanggan, distribusi, lokasi, produk atau kesamaan
manufaktur, dan akses pemerintah. Hal ini sering merupakan strategi perusahaan
yang tepat ketika sebuah perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dan
kompetensi yang khas, tetapi industri yang ada tidak sangat menarik.
4. Diversifikasi tidak terkait (alias
Diversifikasi konglomerat): ini kategori utama keempat alternatif strategi
perusahaan untuk pertumbuhan melibatkan diversifikasi ke bidang usaha yang
tidak terkait dengan yang sekarang. Alasan untuk mempertimbangkan alternatif
ini terutama mencari menarik lebih banyak kesempatan untuk pertumbuhan di mana
untuk berinvestasi tersedia dana (berbeda untuk menarik peluang bukan dalam
industri yang sudah ada), pengurangan resiko, dan / atau mempersiapkan untuk
keluar dari garis yang sudah ada usaha (misalnya, satu dalam tahap penurunan
siklus hidup produk). Selanjutnya, ini mungkin merupakan yang tepat strategi
saat, tidak hanya industri saat ini tidak menarik, tetapi perusahaan tersebut
tidak memiliki kompetensi yang luar biasa itu bisa transfer ke produk atau
industri,. Namun karena sulit untuk mengelola dan unggul dalam unit bisnis yang
tidak terkait, bisa sulit untuk merealisasikan berharap -untuk nilai tambah.
Merger, Akuisisi, dan Aliansi Strategis:
Masing-masing dari keempat kategori strategi pertumbuhan hanya dibahas dan
dapat dilakukan secara internal maupun eksternal, melalui merger, akuisisi, dan
/ atau aliansi strategis,. Tentu saja ada juga bisa menjadi campuran dan
eksternal - internal .
Berbagai bentuk aliansi strategis, merger, dan
akuisisi telah muncul dan digunakan secara luas di banyak industri saat ini.
Mereka digunakan terutama untuk menjembatani kesenjangan sumber daya dan
teknologi, dan untuk memperoleh keahlian dan posisi pasar yang lebih cepat
daripada yang dapat dilakukan melalui pengembangan internal. Mereka sangat
diperlukan dan berpotensi berguna ketika suatu perusahaan ingin memasuki
industri yang baru, pasar baru, dan / atau bagian baru dari dunia.
1.1.3 Strategi Stabilitas
Ada beberapa keadaan di mana pertumbuhan sikap
yang paling tepat bagi perusahaan adalah stabilitas, daripada pertumbuhan.
Seringkali, ini dapat digunakan untuk waktu yang relatif singkat, setelah
pertumbuhan direncanakan. Seperti keadaan biasanya melibatkan sebuah perusahaan
yang sukses masuk akal , digabungkan dengan keadaan yang baik izin periode
meluncur nyaman atau menyarankan jeda atau hati-hati. Tiga alternatif diuraikan
di bawah ini, di mana tindakan strategi yang sebenarnya sama, namun berbeda
terutama dalam situasi yang memotivasi pilihan strategi stabilitas dan di niat
untuk tindakan strategis di masa depan.
1. Jeda dan Lalu Lanjutkan: strategi stabilitas ini alternatif (dasarnya
timeout) mungkin cocok untuk salah satu dari dua situasi: (a) kebutuhan untuk
kesempatan untuk beristirahat, mencerna, dan konsolidasi setelah pertumbuhan
atau beberapa peristiwa turbulen - sebelum melanjutkan strategi pertumbuhan ,
atau (b) atau bermusuhan lingkungan yang tidak pasti adalah bijaksana untuk
tetap dalam memegang pola "" sampai ada perubahan atau kejelasan
lebih lanjut tentang masa depan lingkungan.
2. Tidak Perubahan: Alternatif ini bisa menjadi polisi-out, mewakili
kebingungan atau timidity dalam membuat pilihan untuk perubahan. Atau, mungkin
menjadi nyaman, jangka panjang bahkan strategi dalam, jatuh tempo lebih stabil
lingkungan, misalnya, bisnis kecil sebuah kota kecil dengan sedikit pesaing.
3. Ambil Keuntungan Saat Anda dapat: Ini adalah strategi
non-direkomendasikan untuk mencoba masker situasi yang memburuk dengan harapan
dapat mendukung keuntungan atau penampilan mereka, atau mencoba untuk bertindak
seolah-olah masalah akan hilang. Ini adalah sementara, strategi yang tidak
stabil dalam situasi memburuk, biasanya dipilih baik untuk mencoba atau untuk
menunda membiarkan stakeholder tahu betapa buruknya keadaan atau untuk
mengambil keuntungan pribadi sebelum runtuh. Sebagai contoh kasus yang
mengerikan di Amerika Serikat adalah kasus yang terjadi pada Enron dan WorldCom.
1.1.4 Strategi penghematan
Turnaround: Strategi ini, berurusan dengan
perusahaan dalam masalah serius, usaha untuk memulihkan atau menghidupkan
kembali perusahaan melalui kombinasi kontraksi (umum, penghematan besar dalam
ukuran dan biaya) dan konsolidasi (menciptakan dan kestabilan dari lebih
ramping, perusahaan yang lebih kecil). Meskipun sulit , jika dilakukan dengan
sangat efektif dapat berhasil di kedua mempertahankan karyawan kunci cukup dan
revitalisasi perusahaan.
Captive Strategi Perusahaan: Strategi ini
melibatkan menyerah kemerdekaan dengan imbalan keamanan beberapa dengan menjadi
pemasok satu-satunya perusahaan lain, distributor, atau anak tergantung.
Jual Out: Jika sebuah
perusahaan dalam posisi yang lemah tidak dapat atau tidak mungkin berhasil
dengan turnaround atau strategi perusahaan penangkaran, memiliki
beberapa pilihan selain mencoba mencari pembeli dan menjual sendiri (atau
divestasi, jika bagian dari perusahaan diversifikasi) .
Likuidasi: Ketika
sebuah perusahaan telah gagal dalam atau telah tidak satupun dari tiga
alternatif strategis sebelumnya tersedia, sisa-satunya alternatif adalah
likuidasi, sering melibatkan kebangkrutan. Ada keuntungan sederhana dari
likuidasi sukarela atas kebangkrutan di papan dan manajemen puncak membuat
keputusan daripada menyerahkannya kepada pengadilan, yang sering mengabaikan
kepentingan pemegang saham.
1.1.5 Strategi Kompetitif
Strategi kompetitif adalah tentang menjadi
berbeda.. Itu berarti sengaja memilih untuk melakukan kegiatan yang berbeda
atau melakukan kegiatan yang berbeda dari pesaing untuk memberikan unik
campuran nilai (Michael E. Porter)
Inti dari strategi terletak dalam menciptakan
keunggulan kompetitif besok lebih cepat dari pesaing meniru yang Anda miliki
hari ini CK. (Gary Hamel & Prahalad)
Lima Strategi Alternatif (terbaik penyedia
biaya) ditambahkan oleh beberapa sumber meskipun tidak oleh Porter, dan
disertakan di bawah ini:
1. Keseluruhan Harga (Biaya) Kepemimpinan: menarik ke bagian silang luas dari pasar dengan
menyediakan produk atau jasa pada harga terendah. Hal ini membutuhkan menjadi
penyedia rendah biaya keseluruhan dari produk atau jasa (misalnya, Costco,
antara toko ritel, dan Hyundai, antara produsen mobil). Menerapkan strategi ini
berhasil memerlukan terus menerus, upaya-upaya yang luar biasa untuk mengurangi
biaya - tanpa kecuali fitur produk dan layanan yang penting pembeli
mempertimbangkan.
* Industri Produk ini hampir sama dari penjual ke
penjual;
* Pasar ini didominasi oleh persaingan harga,
dengan harga-pembeli sangat sensitif
* Ada
beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki nilai banyak
pembeli;
*
Kebanyakan pembeli menggunakan produk dengan cara yang sama - kebutuhan
pengguna umum;
* Pembeli
yang besar dan memiliki kekuatan tawar yang signifikan.
2. Diferensiasi:
menarik ke bagian silang luas dari pasar melalui penawaran membedakan fitur
yang membuat pelanggan bersedia membayar harga premium, misalnya, teknologi
tinggi, kualitas, prestise, fitur-fitur khusus, layanan, kenyamanan (contoh
Nordstrom dan Lexus). Sukses dengan jenis strategi memerlukan fitur
diferensiasi yang sulit atau mahal bagi pesaing untuk meniru diferensiasi.
Berkelanjutan biasanya berasal dari keunggulan dalam kompetensi inti, sumber
daya perusahaan yang unik atau kemampuan, dan manajemen yang superior kegiatan
rantai nilai tersebut. Beberapa kondisi yang cenderung menyukai strategi
diferensiasi :
* Ada beberapa cara untuk membedakan produk / jasa
yang pembeli anggap punya nilai substansial
Pembeli * memiliki kebutuhan yang berbeda atau
menggunakan produk / layanan
* Produk inovasi dan perubahan teknologi yang
cepat dan persaingan menekankan fitur produk terbaru
* Tidak banyak saingan mengikuti strategi
diferensiasi yang sama
3. Harga (Biaya) Fokus: strategi ceruk pasar, berkonsentrasi pada segmen pelanggan yang sempit
dan bersaing dengan harga terendah, yang, sekali lagi, memerlukan memiliki
struktur biaya lebih rendah daripada pesaing (misalnya, kecil, toko tunggal di
jalan-sisi di kota , di mana mereka akan memesan peralatan elektronik dengan
harga murah, atau mobil termurah dibuat dalam bekas Bulgaria). Beberapa kondisi
yang cenderung mendukung fokus (baik harga atau diferensiasi fokus) adalah:
* Bisnis ini baru dan / atau memiliki sumber daya
sederhana
* Perusahaan ini tidak memiliki kemampuan untuk
pergi setelah bagian yang lebih luas dari total pasar
* Kebutuhan pembeli atau menggunakan item tersebut
sangat beragam, ada relung yang berbeda dan segmen dalam industri
* Pembeli segmen berbeda dalam ukuran luas,
tingkat pertumbuhan, profitabilitas, dan intensitas dalam lima kekuatan kompetitif,
membuat beberapa segmen lebih menarik daripada yang lain
Industri pemimpin * tidak melihat ceruk sebagai
penting bagi keberhasilan mereka sendiri
* Hanya sedikit atau tidak ada saingan lain yang
mencoba untuk mengambil spesialisasi dalam segmen target yang sama
4. Diferensiasi Fokus: ceruk pasar strategi kedua,
berkonsentrasi pada segmen pelanggan yang sempit dan bersaing melalui
fitur-fitur yang membedakan (misalnya,-perempuan butik pakaian fashion yang
tinggi di Paris, atau Ferrari).
1.1.6 Taktik Kompetitif
Meskipun pilihan salah satu strategi bersaing
generik dibahas pada bagian sebelumnya memberikan dasar bagi strategi bisnis,
ada banyak variasi dan elaborasi. Antaranya adalah berbagai taktik yang mungkin
berguna (secara umum, taktik lebih pendek dalam waktu cakrawala dan sempit
dalam lingkup dari strategi), ini. Bagian membahas kompetitif dengan taktik
sementara bagian berikut membahas taktik kooperatif.
Kategori taktik kompetitif adalah yang berhubungan
dengan waktu (kapan harus masuk pasar) dan lokasi pasar (di mana dan bagaimana
untuk memasukkan dan / atau membela).
Taktik Waktu: Bila untuk membuat langkah strategis
sering sama pentingnya dengan apa yang bergerak untuk membuat. Kita sering
berbicara tentang penggerak pertama (yaitu, yang pertama untuk menyediakan
produk atau jasa), kedua-penggerak atau pengikut cepat, dan penggerak terlambat
( menunggu-dan-lihat). taktik setiap dapat memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.
IMPLEMENTASI STRATEGI
Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil kerja yang telah
dicapai perusahaan dari berbagai bagian dengan standar target Goal ( tujuan )
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Aktivitas Pengendalian Manajemen
Dalam sebuah perusahaan sudah pasti banyak
orang yang terlibat didalamnya. Maka untuk mencapai tujuan perusahaan terkadang
berbenturan dengan kepentingan tiap pribadi yang berbeda-beda. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu sistem pengendalian agar dapat tujuan tersebut dapat tercapai.
Aktivitas Pengendalian Manajemen
terdiri dari:
- Perencanaan
Tahap
awal pendirian suatu perusahaan adalah pembuatan perencanaan, yang memuat
antara lain visi dan misi perusahaan
- Koordinasi
Tujuan
Perusahaan dapat tercapai jika semua bagian dalam perusahaan dapat
berkoordinasi dengan baik, antara satu dengan yang lainnya. Kerjasama sangat penting dilakukan untuk
menutupi kekurangan suatu bagian dengan kelebihan dari bagian lain.
- Komunikasi
Komunikasi
dalam perusahaan sangat penting dilakukan agar tidak terjadi salah persepsi
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Komunikasi dilakukan secara langsung atau melalui media informasi (
internet, e-mail, chat ).
- Evaluasi
Evaluasi
kinerja dilaksanakan oleh Manajem tiap departemen, dilakukan secara berkala,
mingguan, bulanan, tri wulan, dan tahunan.
Kinerja
perusahaan terdiri dari 2 yaitu kinerja keuangan dan kinerja non keuangan.
- Pengambilan keputusan
Pengambilan
Keputusan dilaksanakan oleh Top Manajemen ( Direktur, Manajer Pabrik, Manajer )
- Mempengaruhi orang untuk mengubah perilakunya
Pada bagian ini peran bagian Personalia / HRD
sangat diperlukan. Personalia/HRD membuat sebuah peraturan dan kebijakan yang
harus ditaati oleh seluruh karyawan agar tidak terjadi penyimpangan dan
penyelewengan karyawan sehingga dapat menghambat tercapainya Tujuan Perusahaan.
Strategi yang bagus, harus diikuti dengan
implementasi yang bagus pula. Nah, implementasi yang bagus ini yang kerap kali
dilupakan oleh para pemimpin. Mereka seringkali hanya mampu membuat rencana,
rencana, dan rencana. Sementara untuk implementasi lebih mengandalkan kepada
karyawan level bawah. Padahal tidak bisa demikian, supaya implementasi berjalan
dengan baik tentu pemimpin harus menguasai implementasi strategi itu sendiri,
supaya memastikan bahwa strategi berjalan on track.
Hal
ini pun terjadi
pada PT Tempesta yang
terkadang Pihak Manajemen lepas kontrol terhadap persoalan yang ada
dilapangan yang sangat kompleks dan membutuhkan penanganan dan
penyelesaian yang secepatnya
agar tidak menjadi
penghambat tercapainya Visi dan Misi Perusahaan
1. Guideline
1. Guideline
Manajer membutuhkan suatu guideline yang jelas
supaya dapat mengeksekusi strateginya. Tanpa ada guideline yang jelas, maka
orang akan cenderung mengimplementasikan strategi dengan caranya masing-masing,
sehingga mengakibatkan tidak adanyakoordinasi, bahkan mungkin ada aktivitas
yang tumpang tindih. Oleh karena itu, penting sekali bahwa manajer mempunyai
suatu guideline untuk mengeksekusi strategi.
Salah satu implementasi strategi
perusahaan adalah penerapan sistem Balanced Scorecard yang berfungsi sebagai Guideline.
Banyak perusahaan yang telah mempunyai sistem pengukuran kinerja yang
menyertakan berbagai ukuran finansial dan non finansial, namun
perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan ukuran kinerja finansial dan non
finansial hanya untuk umpan balik taktis dan pengendalian berbagai operasi
jangka pendek. Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran
finansial dan non finansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para
pekerja di semua tingkat perusahaan. Para
pekerja lini depan harus memahami konsekuensi finansial berbagai keputusan dan
tindakan mereka. Para eksekutif senior harus
memahami berbagai faktor yang mendorong keberhasilan finansial jangka panjang.
Tujuan dan ukuran dalam Balanced Scorecard lebih dari sekedar sekumpulan
ukuran kinerja finansial dan non finansial khusus; semua tujuan dan ukuran ini
diturunkan dari proses atas ke bawah (top-down) yang digerakkan oleh
misi dan strategi unit bisnis. Balanced Scorecard menyatakan adanya
keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan
pelanggan, dengan berbagi ukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran
hasil – apa yang dicapai oleh perusahaan pada waktu yang lalu – dengan semua
ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Scorecard juga
menyatakan keseimbangan antara semua ukuran hasil yang objektif dan mudah
dikuantifikasi dengan faktor penggerak kinerja berbagai ukuran hasil yang
subjektif dan berdasarkan pertimbangan sendiri. Balanced Scorecard lebih dari sekedar
sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan
scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis, untuk mengelola
strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk
menghasilkan berbagai proses manajemen penting, yaitu :
1. Memperjelas dan
menerjemahkan visi dan strategi
2. Mengomunikasikan dan
mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis
3. Merencanakan, menetapkan
sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4. Meningkatkan umpan balik
dan pembelajaran strategis.
2. Rencana Strategi yang Bagus
Supaya
eksekusi baik, maka fokus awal yang harus diperhatikan adalah bagaimana
merencanakan strategi yang bagus. Yang juga penting, strategi yang bagus juga
harus disertai dengan kapabilitas orang-orang yang mengimplementasikannya.
Perencanaan strategi yang baik mempunyai peran yang besar dalam hal menentukan
hasil implementasi strategi tersebut. Jika rencana sudah bagus, dan orang-orang
mengimplementasikannya dengan baik, maka strategi akan berbuah kesuksesan.
Dalam
pelaksanaan di PT Tempesta International Pihak Manajemen telah melakukan
kebijakan yang sangat bagus antara lain perencanaan perluasan pangsa pasar
dengan penambahan Customer baru.
3. Mengelola Perubahan
Dalam
implementasi strategi, seringkali melibatkan perubahan, dimana pendekatan yang
digunakan berbeda dengan sebelumnya. Perubahan pada umumnya sering mengalami
penolakan oleh orang-orang dalam organisasi. Oleh karena itu, strategi juga
harus mencakup bagaimana metode mengelola perubahan dalam organisasi.
Jika
perubahan ini tidak dikelola dengan baik, maka eksekusi strategi tidak akan
berjalan lancar. Apakah perubahan akan dilakukan secara cepat atau bertahap?
Hal ini tentu harus ditentukan berdasarkan level persiapan dari orang-orang
organisasi dalam menerima perubahan.
Untuk
menyikapi penambahan Customer baru Perusahaan melakukan perubahan-perubahan
untuk mengantisipasi dan memperbaiki, baik dari segi target produksi, kualitas
yang bagus, kepuasan pelanggan, dan efisiensi biaya. Hal nyata yang dilakukan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan customer kepada perusahaan
serta peningkatan profit perusahaan.
4. Memahami
Peran Kekuatan
Untuk
dapat menjalankan eksekusi strategi yang sukses, maka organisasi harus memahami
kekuatan dan pengaruh dari struktur organisasi. Kekuatan disini bukan hanya
dalam konteks posisi seseorang saja, melainkan juga mencerminkan strategi,
struktur, maupun keterkaitan antara sumber daya alam dan SDM.
Sumber
Daya Alam yang ada dikelola dengan baik, misalnya pemisahan limbah industri dan
limbah makanan agar tidak mencemari lingkungan. Untuk limbah industri, dapat
dimanfaatkan sebagai penambahan Kas Perusahaan dengan cara menjual limbah
industri tersebut kepada Pengusaha Kecil ( Home Industri ), misalnya untuk
pembuatan Kain pel, lap, dan aneka kerajinan lain yang bernilai guna tinggi.
Manusia
sebagai pencipta organisasi dan juga elemen dari organisasi perusahaan
merupakan daya utama dari perusahaan yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya
untuk meningkat produktivitas perusahaan.
5. Koordinasi dan Sharing Informasi
Koordinasi dan
sharing informasi dalam organisasi yang kompleks dan berbasis di banyak lokasi
sangatlah penting dalam menentukan eksekusi strategi. Strategi harus
dikomunikasikan kepada seluruh jajaran karyawan yang nantinya bakal
mengimplementasikan. Tanpa adanya sharing informasi, maka strategi tidak akan
diterapkan secara luas, melainkan hanya segelintir karyawan saja.
6. Tanggung Jawab yang Jelas
Setiap
orang harus mempunyai tanggung jawab dan peran
yang jelas dalam eksekusi
strategi. Masing-masing harus mengetahui di bagian mana mereka terlibat dalam
strategi tersebut. Tanpa ini, maka orang akan
kebingungan mengenai peran mereka, sehingga eksekusi strategi bisa jadi
tidak jelas nantinya.
7. Budaya yang Tepat
7. Budaya yang Tepat
Untuk
dapat mencapai sukses, maka organisasi harus mengadopsi budaya-budaya positif
yang tepat, diantaranya budaya achievement, disiplin, serta ownership. Budaya
achievement dan disiplin akan memacu karyawan untuk mencapai kinerja yang
tinggi, sementara budaya ownership menjadikan karyawan merasa turut memiliki
organisasi tersebut.
8. Kepemimpinan
8. Kepemimpinan
Terakhir,
pemimpin harus mampu menjadi orang terdepan dalam mendorong organisasi untuk
sukses mengeksekusi strateginya. Pemimpin yang menentukan bagaimana organisasi
menjawab tantangan-tantangan yang dihadapinya, sekaligus mengambil keputusan
yang dibutuhkan supaya strategi berjalan dengan sukses. Tanpa adanya
kepemimpinan yang bagus, maka sulit bagi eksekusi untuk berjalan mulus.
Menurut Bernhard Sumbayak, founder and chairman Vibizconsulting ke 8 hal diatas sudah cukup baik diimplementasikan tetapi ada beberapa tambahan yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
Menurut Bernhard Sumbayak, founder and chairman Vibizconsulting ke 8 hal diatas sudah cukup baik diimplementasikan tetapi ada beberapa tambahan yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1. Buatlah
suasana kekeluargaan dalam menjalankan strategi ini pada level-level
direktorat, divisi, bagian atau seksi yang ada. Pastikan adanya pertemuan dari
hati kehati kepada semua team pada berbagai level dan bagi team2 yang sudah
terlebih dahulu sukses menjalankan strategi tersebut perlu "ditepuk
bahunya" seperti seorang ayah yang membanggakan anaknya.
2. Pikirkan untuk memberi reward kepada seluruh anggota team atau
pemimpin yang berhasil melakukan strategi yang diinginkan. Penghargaan non
materi seperti piagam penghargaan, announcement dalam acara ulang tahun
perusahaan, makan bersama dan lain-lian baik adanya. Tetapi perlu sekali
dipikirkan reward dalam bentuk materi misalnya bonus khusus, kenaikan gaji atau
insentif tambahan.
- Pemimpin yang menginginkan strategi itu dieksekusi harus menjadi panutan atau role model. Ini sangat penting sekali apalagi budaya kerja di Indonesia sangat ditentukan oleh budaya panutan. Pada suatu perusahaan saya mendengar mereka sangat on time memulai pelatihan di sentra pelatihannya, karena kepala pelatihannya terkenal on time, tetapi begitu kepala pelatihannya diganti maka budaya on time itupun sirna karena kepala pelatihan yang baru datangnya juga "molor".
Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan
dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan
pengendalian manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
2. Pembagian tugas.
3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Penggunaan Wewenang Secara Tepat
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.
Pembagian Tugas
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
Dokumen dan Catatan yang Memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat)
Keamanan yang memadai Terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.
Pengecekan independen terhadap kinerja
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan ini harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.
3. PENGENDALIAN TUGAS
Setelah Perumusan Strategi, kemudian
diimplementasikan kedalam kegiatan/aktivitas perusahaan, langkah selanjutnya
adalah pengendalian tugas terhadap pelaksanaan sistem yang telah dibuat sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. Pelaksanaan system ini
harus diawasi oleh tiap Manajer dan Supervisor tiap bagian agar tidak
menyimpang dari rule/aturan yang telah dibuat perusahaan.
Proses Pengendalian tugas ini dapat diwujudkan
antara lain meliputi pembuatan struktur organisasi yang jelas, pembuatan job
desc (deskripsi pekerjaan ) yang jelas, dan pemisahan tugas dan tanggung jawab
antar bagian.
Contoh-contoh sederhana pemisahan fungsi dalam
perusahaan dan adanya penetapan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas
adalah sebagai berikut :
1)
Seorang kasir yang menerima dan menyimpan uang tidak boleh mengurus
administrasi dalam piutang.
2)
Kepala gudang yang bertanggung jawab di gudang tidak boleh mengurus
administrasi persediaan.
3) Jika ada pegawai yang upahnya harian maka harus
ada seorang yang khusus dipisahkan antara yang mencatat absensi, yang membuat
daftar gaji, dan membayarnya.
Selanjutnya, tugas-tugas hendaknya dibagi-bagikan
antara beberapa pegawai sehingga tidak ada seorangpun yang mengerjakan suatu
transaksi dari permulaan sampai akhir. Pada transaksi-transaksi yang penting
harus diikutsertakan sedikitnya dua orang dan hasil pekerjaan mereka
dipergunakna untuk saling mengecek.
Dalam prakteknya di PT Tempesta, pembagian tugas
dan tanggung jawab dalam pekerjaan masih menjadi satu ( rangkap kerja ).
Misalnya bagian Purchasing merangkap sebagai Kasir. Hal ini jelas akan dapat
menghambat terhadap proses Pengendalian Manajemen. Karena tidak adanya kroscek
antar bagian, ini yang kemudian dapat menyebabkan rentannya penyelewengan.
Namun demikian, dapat dimaklumi, barangkali perusahaan bertujuan untuk
efisiensi jumlah karyawan. Sehingga ditempuh ”rangkap jabatan”, untuk penekanan
biaya gaji karyawan.
BAB III
KESIMPULAN
DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Pengendalian Manajemen merupakan hal
penting bagi perusahaan agar dalam proses untuk menuju tercapaian tujuan
perusahaan ( Visi dan Misi ) dapat terarah dan sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Tahapan Sistem Pengendalian Manajemen yang terdiri dari:
1.
Perumusan
Strategi, yang merupakan
Goal ( tujuan/visi misi ) perusahaan
alternatif yang diambil, jika dalam pelaksanaannya terjadi hambatan/kendala terhadap Strategi utama yang telah ditetapkan.
alternatif yang diambil, jika dalam pelaksanaannya terjadi hambatan/kendala terhadap Strategi utama yang telah ditetapkan.
2.
Implementasi
Strategi, merupakan
prosedur-prosedur berdasarkan strategi Manajemen yang telah dibuat, harus
dijalankan bersama oleh seluruh bagian dalam perusahaan mulai dari Top
Manajemen sampai pada level Low Manajemen.
3.
Pengendalian
Tuigas, merupakan sarana
untuk mengontrol terhadap pelaksana Sistem agar mereka dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai dengan Jobdesc ( Deskripsi Pekerjaan )
masing-masing, serta dalam pelaksanaanya sesuai dengan sistem dan kebijakan
yang telah dibuat oleh Manajemen Perusahaan.
Jika
berdasarkan teori, Sistem Pengendalian Manajemen sangat membantu perusahaan
untuk mencapai tujuannya. Namun dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen
tersebut terkadang berbenturan dengan kendala teknis yang kemudian muncul.
Sebagai contoh yang terjadi di PT Tempesta International yang menerapkan Multi
Job (rangkap jabatan ) yang menjadi kebijakan dari perusahaan sebagai kebijakan
efektivitas dan efisiensi biaya. Namun tanpa disadari hal ini menimbulkan
masalah, yaitu tidak adanya kontrol terhadap pekerjaan yang telah dilakukan
oleh karyawan yang Multi Job. Sehingga hal itu dapat memberikan peluang
terjadinya penyelewengan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat
merugikan perusahaan.
B. PENUTUP
Puji dan Syukur
Penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT, karena penyusunan makalah ini, yang
merupakan Tugas untuk Ujian UAS Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen. Saya
juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini yang dikerjakan dalam waktu yang singkat ini.
Saya ucapkan juga
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman saya yang dengan sabar
membantu saya dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis meminta
maaf jika dalam penulisan Makalah ini terdapat kesalahan baik huruf, angka,
kata,atau kalimat yang dapat melukai hati pembaca yang budiman. Karena Penulis
sadar bahwa penulisan masih dalam tahap pembelajaraan. Kritik dan saran yang
membangun Penulis harapkan dari para pembaca semua.
Selain itu Penulis
juga berharap, semoga Makalah bisa bermanfaat bagi masyarakat sebagai sumber ilmu yang dapat mencerdaskan
bangsa. sehingga menjadi ladang amal bagi Penulis. Amiin.
Cikarang,
22 Agustus 2010
Ayi
Suhendar
DAFTAR PUSTAKA
1. Jurnal:2009.Sistem
Pengendalian Manajemen : Definisi dan Bentuk. Diambil tanggal 19 Agustus
2010, dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/sistem-pengendalian-manajemen-definisi.html.
2. Rex C.
Mitchell, Ph.D.2010. Strategy Formulation.Diambil: tanggal 19
Agustus 2010, dari http://www.csun.edu/~hfmgt001/formulation.doc
3. Rinella Putri.2010.Tips Eksekusi
Strategi Secara Efektif. Diambil tanggal 19 Agustus 2010, dari http://managementfile.com/journal.php?id=203&sub=journal&page=str_mgt
4. Lintong Nababan .2008. Sistem Pengendalian
Manajemen.Diambil : 20 Agustus 2010,
dari http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
5. Isniar Budiarti, Balanced ScoreCard Sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis,
Makalah, Majalah Ilmiah Unikom,
Vol.6, hlm. 51-59